Jumat, 22 Juni 2012

Trik mengurangi Nafsu Birahi (mansturbasi)

Assalamualaikum wr wb
 
    Trik mengurangi Nafsu Birahi (mansturbasi)- setelah membahas tips dan trik menjadi insan sabar,  kali ini Prima-gatak  akan membahas tentang Onani, masturbasi, coli, main,sabun, dan lain-lain, merupakan satu istilah untuk menyatakan kegiatan yg dilakukan seseorang yang masih muda dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, dengan menggunakan tangan maupun dengan menambahkan alat bantu berupa sabun atau benda- benda lain, sehingga dengannya dia bisa mengeluarkan mani dan membuat dirinya (lebih) tenang.  
 
    Dalam kamus bahasa Arab, kata “ istimna” atau “Jildu” dan “Umairah” berarti mengeluarkan sperma dengan tangannya, kemudian Istimna, apabila sering dilakukan akan menjadikannya sebagai adat dan kebiasaan bagi yang melakukannya, sehingga lahirlah makna baru yaitu “Al-’Adah As- Sirriyah” yang artinya adat atau kebiasaan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Istilah Onani sendiri, berasal dari kata Onan, salah seorang anak dari Judas, cucu dari Jacob. Dalam salah satu cerita di Injil, diceritakan bahwa Onan disuruh oleh ayahnya (Judas) untuk bersetubuh dengan istri kakaknya, namun Onan tidak bisa melakukannya sehingga saat mencapai puncaknya, dia membuang spermanya (mani) di luar (di kemudian hari tindakan ini dikenal dengan istilah azl (dalam bahasa Arab) atau coitus interruptus (dalam istilah kedokterannya). Dari cerita Onan ini terdapat dua versi. Ada yang berpendapat bahwa Onan berhubungan badan dengan istri kakaknya lalu membuang maninya di luar. Dan ada juga yang menyebutkan bahwa Onan tidakmenyetubuhi istri kakaknya, malainkan ia melakukan pemuasan diri sendiri (coli) karena ketidak beraniannya untuk menyetubuhi sedangkan birahi di dada semakin memuncak, sehingga dari perbuatan Onan ini lahirlah istilah Onani sebagai penisbahan terhadap perbuatannya

1.    1.  Hindari menyendiri! Selalulah bersama orang lain (yang tidak membangkitkan rangsangan seksual), kecuali bila terpaksa. 
 
   2. Bila terpaksa menyendiri, misalnya di kamar mandi, jangan berlama-lama! Lima menit sudah cukup. Bila kau membutuhkan waktu yang relatif lama ketika menyendiri (misalnya di kamar mandi) lantaran berbagai aktivitas sekaligus,misal BAB langsung Mandi hendaknya  pisahkanlah aktivitas-aktivitas itu. Jadi, mandi, keramas, gosok gigi, dan lain-lain, hendaknya dilakukan dalam waktu yang tidak bersamaan.

2.      3.   Di tempat tidur, singkirkanlah jauh-jauh guling dan barang-barang lain yang dapat kau gosok-gosokkan ke alat kelaminmu. aSelain itu, pakailah celana dan baju tertentu yang membuatmu sulit bermain-main dengan alat kelaminmu.

3.    4.   Setiap kali kau merasa nafsu birahimu memuncak di tempat tertentu (misalnya di kamar mandi atau tempat tidur), beranjaklah dari situ. Pergilah ke tampat lain. Temuilah orang-orang, ngobrollah tentang apa saja yang jauh dari rangsangan seksual.

4.     5.  Di mana pun, hindari pornografi atau pun yang semi porno. Jagalah pandangan mata dan pendengaran telingamu dari segala yang membangkitkan birahi.

5.      6.  Setiap kali bangun tidur, segeralah bangkit dengan penuh antusias. Jangan bermalas-malasan.

6.   7. sibukkanlah dirimu dengan berbagai aktivitas yang kau sukai dan jauh dari rangsangan seksual. Utamakanlah aktivitas yang dilakukan bersama orang lain.
          Misalnya, kau suka membaca buku dan main catur. Ketika kau merasa nafsu seksualmu bangkit alias terangsang, lebih baik main catur bersama orang lain daripada membaca buku sendirian.
 
7.      8. Sibukkanlah juga pikiranmu dengan berbagai hal yang kau sukai dan jauh dari rangsangan seksual.

8.      Bila perlu, mintalah bantuan profesional dari ahlinya, seperti psikolog dan psikiater.

KESIMPULAN
Mereka juga meriwayatkan hadits yang menyatakan: Terkutuk siapa yang menikai tangannya." Tapi ulama lain, seperti Imam Ahmad bin Hanbal, salah seorang tokoh mazhab Sunni kenamaan, berpendapat bahwa mencari kepuasan seksual melalui upaya sendiri sampai terjadinya orgasme dapat dibenarkan jika dibutuhkan. Itu, menurut logikanya, serupa dengan mengeluarkan sesuatu yang ada dalam diri seseorang katakanlah seperti berbekam.
Pendapat tersebut sangat longgar, karena itu sebagian ulama kendati membolehkannya, menetapkan beberapa syarat: 1) Yang bersangkutan tidak memiliki pasangan hidup, karena tidak mampu menikah. 2) Takut terjerumus dalam haram. 3) Tidak untuk tujuan memperoleh kelezatan, tetapi untuk menyalurkan dorongan berahi yang sangat kuat. Dan 4) Hanya dilakukan sekali-sekali. Demikian, wallahu a'lam.
WALLAHUAL’AM

Selasa, 25 Oktober 2011

Lelaki dan tangisnya !

Rasanya mungkin aneh sewaktu saya mengatakan pada seseorang "Ayolah kawan,
menangislah, Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu
tangisi". Mungkin (lagi !) hal tersebut tidak akan menjadi aneh kalau saya
mengatakan hal tersebut pada seorang teman wanita, tapi masalahnya saya
mengatakannya pada seorang teman lelaki. Namun, apakah pendapat seperti itu
memang benar ataukah salah ? Tapi satu hal yang pasti, saya mengatakan hal
tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan saya lebih tegar dibanding dia dan
ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar saya bisa berbicara " ternyata dia
seorang yang cengeng" atau pendapat-pendapat yang bertendensi melemahkan
kaum lelaki lainnya. Tentu saya tidak berani, sebab dia ataupun kaum lelaki
lainnya pasti tidak menyukai hal tersebut dan saya pasti akan mendapatkan
kritik yang begitu banyak.
Ya, saya berbicara seperti itu pada teman saya karena saya merasa bahwa
airmata itu bukan hanya milik kaum hawa saja, dan ini diperkuat oleh tazkiah
dari sesorang yang dimuat disalah satu majalah ibukota.
Airmata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan
hal-hal yang mengusik hati nurani kita. Tangis dan airmata tidak lantas
identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang
tidak punya perasaan, cuma kadarnya saja yang berbeda. Yang jelas, secara
umum laki-laki itu lebih "miskin" perasaannya dari pada wanita.
Lelaki yang gampang menangis juga bukan lelaki banci, dan tentu saja
predikat ini sungguh sangat merendahkan derajat dan martabatnya serta sangat
menyinggung harga dirinya sebagai makhluk yang (maaf) superior, sehingga
menangis adalah hal yang tabu dan pantangan bagi laki-laki. Maka, sebagai
laki-laki harus tahan dalam situasi apapun, jangan sampai ada butir-butir
bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain.
Kurang proporsionalnya laki-laki dalam memandang tangis dan airmata ini pada
akhirnya akan menjadikan kaum lelaki bertambah "miskin" kehidupan
emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah sosok yang kaku, penuh
dengan perhitungan-perhitungan, matematis dan jauh dari sosok yang lembut
hati.
Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu hal yang tabu
untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tapi
menunjukkan betapa halus dan lembutnya persaan yang ia miliki. Kehalusan dan
kelembutan perasaan ini, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi
yang tegar dan tegas, tapi justru akan menjadian ia sebagai sosok pribadi
yang ideal untuk dijadikan teladan bagi orang lain. Sebab kehalusan dan
kelembutan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan
ketegasan akan menghasilkan sifat benar, sementara sabar dan benar adalah
dua pilar yang harus dimiliki oleh laki-laki yang ingin sukses menjalankan
fungsi ke-qowam-annya.
Memupuk sikap benar dengan mengenyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap'
ke-qowam-an menjadi tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan, dan
kepekaan rasa, sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita, sebab dalam batas
yang proposional menjadi hal yang harus dimiliki juga oleh laki-laki.
Misalnya dalam hal kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka
mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik
perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu 'mengendalikan' istrinya itu.
apalagi bila istrinya itu memiliki karekteristik yang khas dan sedikit
'rumit', tentu saja ini semua membutuhkan kepekaan rasa.
Demikian juga tangis dan air mata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik
laki-laki. Maka, jangan simpan tangismu wahai lelaki, bila ada sesuatu yang
membuat kau ingin menangis, sebab tangis tidak selamanya identik dengan
kecengengan kalau itu benar keluar dari kehalusan dan kelembutan rasa.
sementara kehalusan dan kelembutan rasa bukan hanya milik kaum wanita, tapi
juga milik lelaki, sebab adalah sesuatu yang universal, setiap orang pasti
punya meski dengan kadar yang bebeda.
Wallahu A'lam bisshawab. Semoga bermanfaat, amin.